Berita – Sukses Daily Terjadi hal langkah dimana pimpinan junta Myanmar mengajukan bantuan asing untuk mengatasi banjir mematikan yang telah memakan ratusan ribu korban. Bencana banjir dan tanah longsor telah menewaskan hampir 300 orang di Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Laos.
Di Myanmar, lebih dari 235.000 orang harus meninggalkan rumah akibat topan Yagi. Pihak junta militer juga mengumumkan jumlah korban tewas pada hari Jumat mencapai 33 orang dengan jumlah korban sebelumnya sebanyak 36 orang ditemukan oleh pemadam kebakaran. Bahkan seorang juru bicara mengatakan telah kehilangan kontak dengan beberapa daerah.
Myanmar Sempat Memblokir Bantuan Dari Luar
Pihak militer Myanmar sebelumnya pernah memblokir bantuan kemanusiaan dari luar negeri. Bahkan tahun lalu pihak mereka menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan yang berusaha menjangkau sekitar 1 juta korban Siklon Mocha yang terjadi di wilayah barat negara tersebut.
Pada kejadian tersebut Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam keputusan itu sebagai tindakan “tidak masuk akal”. Pada tahun 2008, Siklon Nargis menewaskan kurang lebih 138.000 orang di Myanmar.
Junta militer saat itu dituduh memblokir bantuan darurat dan menolak memberikan akses bagi pekerja dan pasokan kemanusiaan. Pada hari Sabtu, truk Militer membawa perahu penyelamat kecil ke daerah yang dilanda banjir di sekitar ibu kota yang dibangun militer yaitu Naypyidaw.
Banjir Mencapai Setinggi Dagu Orang Dewasa
Pada hari Jumat ratusan penduduk desa telah berenang melalui air setinggi dagu agar bisa menyelamatkan diri dari banjir di sekitar ibu kota. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka berlindung di pohon semalaman agar terhindar dari banjir yang ada di bawah.
Media pemerintah mengatakan bahwa banjir pada daerah sekitar ibu kota telah menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan bangunan, jalan, jembatan, dan rumah. Di Taungoo sekitar 1 jam di selatan Ibu Kota Naypyidaw, para penduduk telah mendayung rakit darurat karena banjir telah mencapai atap beberapa bangunan.
Sekitar 300 orang telah berlindung dalam biara pada daratan tinggi di desa terdekat. Di kuil lain, para biarawati Buddha berjubah merah muda dan oranye telah berjalan melewati air setinggi lutut.
Tentunya operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung karena sedikitnya 89 orang dilaporkan hilang hingga Jumat malam. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan bahwa hujan badai yang terjadi tidak hanya memberikan pengaruh terhadap Ibu Kota Naypyidaw saja tetapi ke sekitar wilayah Mandalay, Magway, Bago, bagian Shan timur dan selatan.
Serta negara bagian Mon, Kayah, dan Kayin merasakan efeknya. Bahkan Myanmar bagian tengah merupakan wilayah yang paling terkena dampak karena ada banyak sungai dan anak sungai mengalir turun dari perbukitan Shan.
Media pemerintah melaporkan ada 5 bendungan, 4 pagoda, dan lebih dari 65.000 rumah hancur akibat bencana ini. Sekitar sepertiga dari 55 juta penduduk Myanmar sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Namun banyak lembaga bantuan seperti Komite Palang Merah Internasional tidak bisa beroperasi di banyak daerah akibat pembatasan akses dan risiko keamanan.