Bisnis – Sukses Daily Inovasi dalam bidang pertanian menunjukkan perubahan signifikan memanfaatkan teknologi modern. Salah satunya inovasi berupa alat penyiraman lahan cabai memanfaatkan sistem elektrifikasi berbasis kelistrikan. Untuk mengaktifkan sistemnya, hanya dibutuhkan Google Assistant.
Pemanfaatan elektrifikasi pertanian di lahan pasir Pesisir Selatan wilayah BantulĀ DIY sudah ada sejak tahun 2022. Hal itu kemudian mendorong para petani menggunakan teknologi informasi terhadap pola perawatan tanamannya.
Hemat Biaya Produksi Manfaatkan Teknologi
Petani di Bantul bisa menghemat biaya perawatan memanfaatkan teknologi modern. Teknologi informasi seperti ini dilakukan oleh Anto Harmoko petani dari Dusun Samiran, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek.
Bermodalkan Google Assistant guna menghidupkan dan mematikan saklar mesin pompa siramnya. Ia menceritakan pengalamannya yang sudah diterapkan untuk pertaniannya sejak akhir 2022 sebagai pengganti mesin penyedot air berbahan bakar minyak.
Teknologi pertanian ini menjadikan proses penyiraman dilakukan dengan bantuan Google Assistant, karena menghubungkan berbagai perangkat elektronik untuk menyiram tanaman dengan lebih efisien.
“Pemberian perintah penyiraman dapat dilakukan dimana saja,” ungkapnya.
Berawal dari Keterbatasannya Merawat Tanaman
Mulanya, ide pemanfaatan teknologi informasi ini dari keterbatasan dalam merawat tanamannya di tengah tugasnya berprofesi sebagai anggota Polri. Di sela-sela pekerjaannya, Anto tetap merawat tanaman cabainya.
“Saya berpikir bagaimana saya bisa bekerja sebagai Polri sembari mengelola sawah agar bisa membagi waktu secara efektif, sawah bisa dikelola dengan baik tanpa mengganggu tugas saya,” ungkap Anto.
Baginya, pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pertanian sangat meringankan pekerjaannya. Ia menyebutkan bahwa kehadiran elektrifikasi pada lahan pertanian menurunkan biaya perawatan hingga 80%. Sebelum memanfaatkan teknologi pertanian ini, Anto menyirami tanamannya secara manual menggunakan mesin pompa air berbahan bakar minyak.
“Sangat membantu dan meringankan pekerjaannya karena dapat menghemat biaya produksi dan tenaga jika dioperasionalkan dari jarak jauh, selama masih terhubung dengan jaringan internet,” jelasnya.
Proses penyiramannya tetap dilakukan setiap dua kali sehari.
“Pola penyiramannya tetap dua kali sehari, saat di pagi hari untuk menghilangkan embun dan malam hari sekitar pukul 21.00 WIB agar tanaman terhindar dari serangan hama. Saat malam, mesin penyedot saya tinggal hingga kehabisan bahan bakar untuk menyiram tanamannya.
Hanya Butuh Biaya 3 Juta Terapkan Elektrifikasi Pertanian
Peralatan yang digunakan sangat sederhana dan terjangkau dengan modal biaya 3 juta rupiah. Peralatan yang dibeli diantaranya smart breaker, smart plug, pipa, sprinkle air, CCTV, dan modem internet.
“Saya membeli peralatan ini sebelum listrik tersedia di sawah. Pada tahun 2022, barulah saya mulai memasangnya. Untuk mengontrol semua jenis perangkat, saya memanfaatkan aplikasi Smart Life dari Google Play Store. Aplikasi ini berguna untuk mengontrol penyiraman suara di sawah melalui perintah suara,” ucap Aipda Anto Harmoko.
Perlu diketahui bahwa elektrifikasi pertanian merupakan program gagasan PLN bertujuan meningkatkan pelayanan listrik lebih mudah bagi petani. Tidak hanya sektor pertanian, program ini juga untuk sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Program ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan penggunaan mesin pertanian berbasis listrik dan mendorong petani lebih modern. Bahkan, elektrifikasi pertanian dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh industri pertanian.