Berita – Sukses Daily Pihak kepolisian sedang menyelidiki adanya dugaan kekerasan serta eksploitasi pada karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang animasi serta game art. Berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kasus ini mencuat setelah sebuah postingan di media sosial menjadi viral. Postingan tersebut mengungkapkan mengenai perlakuan buruk yang diduga dilakukan oleh pimpinan tempat kerja tersebut pada karyawan.
Temuan Polisi dan Informasi Awal
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, tempat kerja yang terletak di kawasan Menteng tersebut merupakan perusahaan animasi dan game art dengan inisial BS. Perusahaan sudah beroperasi sejak 2019 dan memiliki sekitar 80 karyawan.
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus, perusahaan terkenal memiliki jam kerja yang sangat tidak menentu. Bahkan beberapa karyawan sering pulang hingga jam 04.00 WIB.
Hal tersebut diungkapkan oleh AKBP Muhammad Firdaus berdasarkan keterangan saksi yang diperoleh. Pihaknya mengatakan jika jam kerja perusahaan sangat fleksibel dengan jam pulang sangat larut malam.
Hal tersebut kemudian menjadi informasi awal polisi untuk melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Saat ini, kantor dari perusahaan animasi tersebut dikabarkan sudah tidak beroperasi lagi sejak Juli 2024.
Berdasarkan keterangan saksi, kantor sudah dalam keadaan kosong serta tidak ada lagi aktivitas di lokasi. Hal ini semakin membuat pihak kepolisian kesulitan dalam mengumpulkan berbagai barang bukti.
Kepolisian juga kesulitan mencari karyawan yang besar kemungkinan menjadi korban dari dugaan kekerasan pimpinan perusahaan. Polisi menghimbau agar korban untuk segera melapor.
Polisi berencana untuk melakukan profiling pada para pelaku serta mencari identitas para korban. Semua peristiwa ini terungkap setelah salah satu karyawan perusahaan mengungkapkan pengalamannya.
Curhatan Mantan Karyawan Perusahaan Animasi
Salah satu mantan karyawan dari perusahaan berinisial CS mengungkapkan pengalaman traumatis yang dialaminya melalui media sosial. Dalam unggahan tersebut, CS mengaku mendapatkan kekerasan fisik serta verbal dari pimpinan perusahaan.
Dimana pemilik adalah pasangan suami istri dengan inisial CL dan KL. CS mengklaim jika selama bekerja telah mengalami eksploitasi cukup ekstrem. Salah satunya yaitu harus pulang larut malam serta menerima hukuman fisik cukup berat.
Saat itu CS sedang hamil mengungkapkan mengalami pendarahan hingga harus melahirkan secara premature. Tidak hanya itu saja, anak dari CS juga meninggal dunia. Meski sedang dalam keadaan berduka, namun CS tetap dimarahi pimpinan karena tidak berangkat kerja.
Selain itu, CS juga mengaku mendapat hukuman yang cukup mengerikan. Seperti harus naik dan turun tangga sebanyak 45 kali di malam hari serta menampar dirinya sendiri hingga 100 kali. Korban juga bercerita, jika ada rekannya yang mendapat teror dari tempat kerja.
Atas hal tersebut, kepolisian saat ini mencari keberadaan CL dan KL untuk dimintai keterangan. Penyelidikan tersebut dilakukan setelah kasus menjadi viral dan mendapat perhatian publik.
Terdapat juga laporan setelah perusahaan BS tutup, perusahaan baru yang diduga dimiliki oleh orang sama berdiri. Karena dugaan ini, polisi masih menyelidiki hubungan antara perusahaan lama dan baru.