Kesehatan – Sukses Daily Pakar kesehatan meminta masyarakat untuk bersikap kritis terkait opini yang meremehkan soal senyawa kimia BPA bagi kesehatan. Pakar Kesehatan dr. I Made Oka bahkan mengatakan opini tersebut.
Sering datang dari penelitian yang well confirmed terkait BPA. “Saya bilang, coba lihat penelitian yang mengatakan bahwa BPA tidak masalah, biasa aja dan ada pula jurnalnya.”
Ternyata itu dibiayai produsen yang mendukung BPA, makanya kita harus pilah-pilah mana yang netral dan pro,”ucap dr. Oka Negara di Seminar “BPA Free”, di Hotel Amarossa Cosmo, Jakarta.
Masyarakat Dihimbau Tidak Minum Minuman dengan Kandungan Bromat Belebihan
Tidak hanya itu, dr. Oka Negara juga menyoroti praktik industri AMDK di dalam penggunaan galon isi ulang yang dinilai memprihatinkan. Galon-galon itu kerap kali didistribusikan dengan menggunakan truk-truk terbuka.
Itu artinya terpapar langsung dengan suhu ekstrem, terutama panas matahari yang menyengat. Paparan itu juga bisa memicu pelepasan senyawa BPA dari dinding kemasan galonnya ke dalam air yang mewadahinya.
“Galon tersebut jadi masalah saat akan didistribusikan, mulai dari galon kosong mau diisi. Ataupun yang sudah diisi dan dikirim ke distributor, saya lihat dan beberapa data juga menyebutkan bahwa.”
“meskipun mereka tidak panas, namun dalam pendistribusinya bisa terpapar panas, sebab diletakkan di truk-truk terbuka. Sehingga paparan panas serta paparan sinar ultraviolet akan menyebabkan BPAnya terlepas,”ucapnya.
“Saran saya jika bisa truk-truk pengangkutnya beratap, sehingga tidak ada pengaktifan BPAnya jadi tergelontor lepas. Di dalam konteks kandungan senyawa BPA, beberapa penelitian menjelaskan bahwa BPA berbahaya untuk kesehatan,”ucapnya lagi.
Senyawa Kimia yang Mengganggu Hormon
Selama ini dr.Oka Negara dikenal sebab kompetensinya di bidang kesehatan seksual dan reproduksi. Dokter yang juga aktif di PKBI Bali itu juga mengungkapkan bahwa paparan senyawa BPA.
Terutama ketika janin masih berada di dalam kandungan, bisa sebabkan kelainan pada organ reproduksi laki-laki. “BPA ini masuk ke dalam konteks EDCs atau bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu hormon.”
“Jika BPA dikonsumsi secara terus-terusan, dapat menimbulkan gangguan estrogen, bahkan pada pria berpotensi mengalami micropenis. Serta alami gangguan kesuburan, sedangkan pada wanita alami seksual perdana lebih awal.”
“Payudara serta panggulnya lebih besar lebih awal,”ucap dr Oka Negara. Lebih jauh dr. Oka Negara juga mengatakan ada kemungkinan peran BPA pada penurunan angka kesuburan wanita.”
“Dibandingkan 2 atau 3 dekade lalu, hal itu dicurigai ada kaitannya pula dengan dampak senyawa kimia berbahaya. Yang terakumulasi dan pada akhirnya dapat memengaruhi kesuburan wanita.”
“Sebab saat ini saja, angka infertilitas wanita sudah mendekati 20%, di mana pada 2 atau 3 dekade lalu. Kita mungkin masih produk para orang tua yang putranya lebih dari 4.”
“Namun jaman sekarang, angka fertilitasnya tidak sebesar dahulu, jangan-jangan penyebabnya bahan-bahan kimia. Sekarang kita lihat apa semua ini mau dianggap bukan masalah atau kita ingin lihat generasi berikutnya lebih sehat,”ucapnya.