Berita – Sukses Daily Rachmat Kaimuddin, Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi membeberkan faktor utama polusi udara di Jakarta. Rachmat mengungkapkan jika polusi udara Jakarta dikarenakan emisi kendaraan bermotor serta BBM fosil.
Selain itu juga disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Kualitas bahan bakar di negara Indonesia sendiri bahkan masih belum sesuai standar dari Euro.
Sekarang ini standar untuk emisi PLTU di negara Indonesia masih cukup tertinggal jika dibandingkan lainnya. Misalnya di Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa, serta India.
Rachmat juga mengungkapkan sekarang ini sedang melakukan evaluasi bagaimana caranya agar emisi pembangkit listrik batu bara ini dapat berkurang. Selain itu juga tingkatkan standar emisi untuk masa depan.
Kapasitas Indonesia Ekspor ke Singapura Listrik Bersih
Negara Indonesia resmi mengekspor ke Singapura listrik bersih yang asalnya dari penggunaan EBT (energi baru terbarukan). Hal itu ditunjukkan saat di ISF (international sustainability forum) 2024.
Tentunya hal tersebut menjadi bagian penting dalam sejarah sektor energi di RI. Luhut Binsar, Menteri Koordinator Marves (Kemaritiman dan Investasi) mengatakan jika Indonesia-Singapura menuliskan kerjasama strategis serta cukup baik.
Selain itu beliau mengungkapkan jika perjanjian tersebut juga menjadi satu langkah maju cukup signifikan untuk membangun masa depan berkelanjutan. Menko Luhut bahkan mengatakan jika kapasitas ekspor listrik bersih akan bertambah.
Dari rencana awalnya ialah 2 jadi 3,4 gigawatt. Kerja sama tersebut punya peluang untuk investasi sebanyak 20 miliar USD setara 307 triliun rupiah.
Karena potensinya cukup besar, maka energi hijau akan diekspor ke Singapura. Menko Luhut di ISF 2024 ungkapkan jika kerja sama ekspor tersebut bisa memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak.
Baik Singapura atau Indonesia, keduanya akan memperoleh profit masing-masing. Untuk Singapura, kerja sama tersebut bisa amankan pasokan listrik hijau dengan dukungan sistem saving energi baterai serta solar PV dari Indonesia.
Sementara untuk Indonesia, hal itu bisa jadi satu tanda perubahan cukup penting pada landscape ekspor energi. Tentunya karena kedua negara diuntungkan, kerja sama itu sudah cukup penting.
Kerjasama Ini Menjadi Langkah awal RI
Menurut Menko Luhut, kerja sama tersebut menjadi langkah awal untuk RI. Karena sebelumnya mengekspor bahan bakar fosil dan kini bisa ekspor energi hijau terbarukan.
Namun di lain sisi, pihak pemerintah selalu yakin dalam wujudkan target emisi nol bersih (net zero emission) di tahun 2060 atau sebelumnya. Sehingga bisa membuat pengembangan industri hijau jadi lebih cepat.
Terutama di sektor solar PV serta BESS yang hasilkan green jobs untuk masyarakat. diharapkan Singapura dan Indonesia bisa terus bekerja sama dalam bidang kolaborasi serta investasi.
Selain itu bisa bersama-sama bangun pertumbuhan secara berkelanjutan. Diharapkan dengan adanya kerja sama itu juga dapat memberikan banyak lowongan kerja baru di bidang energi hijau.
Menko Luhut yakin jika Indonesia dapat menjadi rekan yang bagus bagi Singapura. Sehingga semua masyarakat baiknya mampu meningkatkan kepercayaan agar dapat mendukung kerjasama itu.