Harga Beras Mahal, Begini Tanggapan Bapanas Atas Fenomena Ini

Harga Beras Mahal

BeritaSukses Daily Salah satu permasalahan ekonomi yang sedang dirasakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan adalah adanya kenaikan harga besar beberapa waktu belakangan. Hal ini tentu cukup menjadi riuh, mengingat berasa sendiri adalah sumber makanan pokok masyarakat tanah air.

Karena itulah, Bapanas (Badan Pangan Nasional) pun memberikan tanggapan terhadap fenomena ini agar masyarakat umum bisa paham kenapa fenomena tersebut bisa terjadi.

Petani Berhak Dapat Keuntungan dari Penjualan Beras

Fenomena ini menurut Bapanas terjadi karena dipengaruhi oleh jumlah biaya produksi yang dibutuhkan juga besar, sehingga hal ini sangat memungkinkan terjadi. Di sisi lain, Rachmi Widiriani yang saat ini menjabat Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA mengutarakan pendapat bahwa petani memiliki hak untuk menerima keuntungan atas fenomena ini.

Alasannya adalah karena modal yang mereka keluarkan dalam menanam beras tidaklah sedikit, sehingga ini memberikan dampak kepada harga yang tinggi di pasaran. Rachmi kepada pers menyatakan bahwa memang benar sekarang harga beras dalam negeri sedang tinggi-tingginya. Akan tetapi hal ini berlangsung akibat biaya produksinya memang juga sudah tinggi di masa sekarang.

Jika harus meruntutnya dari semua biaya produksi, maka harga saat cost factor produksi beras di Indonesia saat sekarang memang sedang tinggi-tingginya. Karena hal itulah para petani yang bekerja keras juga berhak menerima keuntungan bagi dirinya.

Menurut Rachmi, sekarang para petani memang tengah menerima keuntungan yang cukup, sebab harga gabahnya dibeli di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah).

Sementara itu NTP (Nilai Tukar Petani) terutama tanaman pangan sekarang juga tengah dalam periode harga bagus. Rachmi juga menyatakan bahwa hal tersebut selalu berkaitan, sehingga para konsumen bisa mendapatkan harga bagus atau bahkan terjangkau.

Apabila benih pada berkualitas bagus, otomatis produktivitas lahan sawah juga akan naik, sehingga produksi satuan di masing-masing lahan akan tinggi. Hal ini juga yang akan membuat para petani menerima gen bagus dan hasil penjualan memuaskan.

Perlahan, ketika luas lahan sawah semakin besar dengan adanya dukungan pada perbaikan pada hal-hal kurang, maka nantinya harga akan menjadi lebih stabil daripada saat ini. Meskipun begitu, Rachmi tetap menekankan bahwa para petani tetap perlu menerima keuntungan pada usaha pertaniannya.

Perlu Adanya Efisiensi untuk Tingkatkan Produktivitas Petani

Selain petani yang harus menerima keuntungan, saat ini juga perlu adanya efisiensi demi naikkan produktivitas dari pemakaian teknologi maupun inovasi. Salah satu contohnya menurut Rachmi adalah pemakaian drone untuk menyebarkan pupuk, nantinya akan lebih hemat sebanyak 30% daripada cara manual dengan tangan.

Lalu hasil penyebaran pupuk pun dirasa lebih merata apabila lahannya jauh lebih luas. Terjadinya efisiensinya masih sering dilakukan demi menghemat biaya produksi dalam penanaman padi.

Rachmi juga menegaskan bahwa efisiensi akan membuat produktivitas semakin naik, sehingga petani menerima dua keuntungan, yaitu harga jual dan penghasilan bagus, serta produksi semakin tinggi.

Jika membandingkan dengan harga negara-negara ASEAN lainnya, sekarang harga beras di tanah air sudah 20% lebih tinggi, tapi kesejahteraan petani masih kurang, sehingga masih butuh perbaikan dari berbagai sisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *