Berita – Sukses Daily Baru-baru ini, Pulau Bali kembali menjadi sorotan beberapa media asing. Spotlight tersebut diperoleh Pulau Dewata karena adanya aturan mengenai pembatasan pembangunan hotel baru pada wilayah ini.
Diketahui hingga saat ini ada beberapa media populer internasional yang membahas aturan tersebut. Misalnya saja The Guardians, South China Morning Post, dan CNN International.
Tanggapan The Guardians Tentang Pembatasan Pembangunan Hotel
The Guardians yang dikenal sebagai media asal Inggris memberikan laporan bahwa keputusan di atas penting. Khususnya untuk membuat pendirian hotel di pulau Bali tidak berlebihan.
Terlebih sejak Covid-19, wisata disana sudah mulai tumbuh pesar. Selain untuk hotel, adanya moratorium pembangunan tersebut ternyata juga akan diterapkan untuk klub malam serta pembangunan Villa baru.
The Guardians menjelaskan bahwa pariwisata di Pulau Dewata sudah bangkit dengan baik setelah Corona. Namun, tetap muncul kekhawatiran akan adanya tekanan yang diberikan oleh wisatawan kepada infrastruktur lingkungan hingga budaya lokal.
CNN International Juga Mengungkap Hal Sama
Dalam rilis lain, CNN International selaku media Amerika Serikat seakan memberikan persetujuannya. Kantor berita tersebut mengutip sebuah pernyataan dari Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Bidang Kemaritiman & Investasi.
Pernyataan tersebut erat kaitannya dengan adanya 200 ribu orang asing yang hingga sekarang tetap tinggal di Bali. Ternyata, angka tersebut berpengaruh pada berbagai macam masalah.
Masalah tersebut antara lain adalah tindakan kriminal, persaingan dengan warga lokal untuk memperoleh pekerjaan, sampai pembangunan berlebihan. CNN International mengungkap data bahwa ada 2,9 juta wisatawan asing yang datang via udara ke Bali.
Lebih tepatnya yakni pada paruh pertama tahun ini (2024) melalui Bandara Internasional I Ngurah Rai. Tahun lalu, pulau ini memiliki sekitar 541 hotel yang artinya telah naik karena pada tahun 2019 jumlah hotel disana adalah 507.
Luhut melalui pernyataannya mengungkapkan bahwa moratorium bisa berlaku selama 5 atau bahkan 10 tahun. Semua itu akan didasarkan pada evaluasi-evaluasi setelah aturan diterapkan.
Moratorium Berjalan Setelah Identifikasi
SCMP atau South China Morning Post dalam rilis lain mengatakan bahwa moratorium ini akan berjalan setelah identifikasi yang dilakukan oleh Sang Made Mahendra Jaya selaku Plt. Gubernur Bali.
Sang Made Mahendra telah melakukan identifikasi pada 4 daerah sibuk disana yang pembangunannya akan ditangguhkan. Empat lokasi sibuk itu adalah Tabanan, Badung, Gianyar, serta Denpasar.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa proses perizinan akan dikelola lebih dahulu untuk memastikan lingkungan persawahan tidak dialih-fungsikan sebagai villa. Di lain sisi, usulan ini berdasarkan pada perilaku kurang pantas dari beberapa turis.
SCMP juga memberikan ulasan tentang pernyataan Made Krisna Dinata, seorang Direktur Eksekutif Walhi Bali. Made Krisna menyatakan bahwa seharusnya diskusi moratorium ini ada sejak dahulu.
Ini karena dampak pariwisata terhadap lingkungan mulai terasa di pulau yang dikenal sebagai seribu pura tersebut. Artinya, sudah terlalu banyak bangunan yang merenggut alam hijau.
Beberapa kerusakan signifikan bahkan terlihat jelas di beberapa wilayah. Indikator yang paling nampak ialah ruang terbuka hijau di Bali yang sekarang sudah banyak menjadi bangunan.