Berita – Sukses Daily Rebecca Cheptegei, seorang Atlet Olimpiade yang berasal dari Uganda itu meninggal dunia di Kenya pada hari Kamis. Selang 4 hari usai dibakar oleh sang pacar dalam serangan di rumahnya.
Insiden mengerikan tersebut adalah kasus terbaru dari serangkaian kekerasan yang berbasis gender di negara Afrika Timur. Di mana para aktivis sudah aktif memperingatkan adanya epidemi femisida.
Serangan tersebut terjadi hanya beberapa minggu usai Rebecca mengikuti maraton di Olimpiade Paris. Di mana dirinya berhasil menduduki peringkat 44, dalam insiden tersebut pacarnya juga terluka dengan luka bakar 30%.
Atlet Olimpiade Uganda Meninggal Dibakar Pacarnya
Usai Rebecca mengikuti maraton di Olimpiade Paris, beberapa minggu kemudian dirinya meninggal usai dibakar pacarnya. Berikut ini fakta-fakta tentang meninggalnya Atlet Olimpiade asal Uganda :
1. Meninggal pukul 5:30 pagi waktu setempat di RS Kenya
Pelari berusia 33 tahun tersebut meninggal sekitar pukul 5:30 pagi waktu setempat. Kimani Mbugua, kepala unit perawatan intensif mengatakan, bahwa luka-luka yang dialaminya sangat parah, bahkan meliputi sebagian besar tubuhnya.
Hal tersebut mengakibatkan kegagalan organ ganda, walau team medis sudah berusaha sebaik mungkin. Namun peluangnya untuk bisa sembuh sangat tipis, mengingat umurnya serta luka bakarnya lebih dari 80%.
Menurut polisi, seorang laki-laki yang diidentifikasi sebagai pacarnya yakni Marangach, menyiram dirinya dengan bensin. Serta membakarnya hari Minggu di rumahnya, 2 putri kecilnya menyaksikan kejadian brutal tersebut.
2. Serangan terjadi beberapa minggu usai Rebecca mengikuti olimpiade
Serangan terhadap Rebecca jadi berita utama di seluruh dunia serta mendapatkan kecaman luas. Sementara itu, penghormatan datang dari komunitas atletik, Donald Rukare, mengatakan Rebecca meninggal karena serangan kejam pacarnya.
Ini merupakan tindakan pengecut serta tidak masuk akal yang mengakibatkan hilangnya seorang pelari hebat. Warisannya itu akan terus dikenang, Donald Rukare juga mengatakan di X bahwa mereka sangat sedih.
“Sebagai federasi, kami menuntut keadilan serta sangat mengutuk tindakan tersebut.” selain itu Komite Olimpiade Nasional juga turut berbela sungkawa kepada keluarga, teman-teman Rebecca serta komunitas atletik Uganda.
3. Pacarnya menyelinap ke rumah
Polisi mengatakan, pacarnya menyelinap ke rumah Rebecca pada Minggu sore, ketika ia ada di gereja bersama kedua anaknya. Laporan polisi mengatakan, mereka merupakan pasangan yang kerap kali mengalami pertengkaran keluarga.
Ayahnya, mengatakan kepada wartawan, bahwa rumah tempat tinggalnya bersama saudara perempuannya. Serta 2 putrinya adalah sumber masalah antara Cheptegei dan pacarnya, dirinya mengatakan kepada media.
Bahwa Marangach membeli 5 liter bensin, lalu sembunyi di kandang ayam sebelum menyerang. Saat dia memanggil saudarinya untuk minta bantuan, dia mengancam menggunakan parang dan membuatnya lari.
Salah satu putri Cheptegei mengatakan, ketika ia berusaha menyelamatkan ibunya, dirinya ditendang, lalu berteriak minta tolong. Tetangga kemudian datang berusaha memadamkan api menggunakan air, tetapi usaha tersebut tidak berhasil.
Serangan tersebut kembali menyoroti kekerasan dalam rumah tangga yang ada di Kenya. Sebuah organisasi yang melawan kekerasan mengatakan terkait kematian Rebecca: “Ya, ini merupakan Femisida, kita harus mengentikannya.”
Dilansir AFP, serangan terjadi 2 tahun usai Damaris Mutua, seorang atlet pelari ditemukan tewas di Iten. Serta pada tahun 2021, Kenya Agnes Tirop, ditemukan tewas dengan luka tusukan di rumahnya.
Suaminya tengah diadili atas tuduhan pembunuhan dan sudah membantah tuduhan tersebut.”Kekerasan ini harus dihentikan.”Angka terbaru pada Januari 2023 menemukan bahwa 34% perempuan mengalami kekerasan fisik sejak umur 15 tahun.